Respon Fisiologi Kedelai (Glycine max L. Merrill) Terhadap Cekaman Kekeringan Dengan Induksi Paklobutrazol dan Interval Penyiraman Pada Tanah Bekas Tambang Emas

Authors

  • Rita Ningsih Universitas Halu Oleo
  • Sri Ambardini Jurusan Biologi FMIPA UHO
  • La Riadi Jurusan Biologi FMIPA UHO

Abstract

This research aims to observe the combination effect of watering interval, and paclobutrazol toward chlorophyll, alkaloid and anthocyanin content of soybean leaves (Glycine max (L.) Merrill) growing in Bombana’s gold post mining soil. This experimental research used a factorial complete randomized design with three replicates. There were two factors: watering interval (H1: every day, H2: 2 days and H3: 3 days) and paclobutrazol concentrations (P0: 0 ppm, P1:100 ppm, and P2: 200 ppm). The data analysed by two way Anova (Analysis of Variance) and continued with Tukey test. The result show that H1P1 has highest chlorophyll content (31.904 CCI) and lowest at H3P1 was 23.022 CCI. However, the combination of watering interval and paclobutrazol did not have a significant effect on chlorophyll content. Tukey test showed that treatment combination which gives the highest content of both alkaloid and anthocyanin is H3P2 with values ​​of 0.027 g and 0.400 % respectively. It can be concluded that the application of paclobutrazol can stimulate physiological responses in the form of increasing the content of chlorophyll, anthocyanins and alkaloids so that the survival capacity of soybeans increases under drought stress conditions in Bombana’s gold post mining soil.                     

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi interval penyiraman dan paklobutrazol terhadap kadar klorofil, alkaloid, dan antosianin daun kedelai yang tumbuh pada tanah pasca tambang emas Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu interval penyiraman (H1: setiap hari, H2: 2 hari, H3: 3 hari). Faktor kedua yaitu konsentrasi paklobutrazol (P0: 0 ppm, P1: 100 ppm, dan P2: 200 ppm). Data dianalisis menggunakan Anova (Analysis of Variance) dua arah dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil menunjukkan perlakuan H1P1 memiliki kandungan klorofil paling tinggi (31,904 CCI) dan paling rendah pada H3P1 yaitu 23,022 CCI. Namun kombinasi interval penyiraman dan paklobutrazol tidak berpengaruh signifikan terhadap kandungan klorofil. Hasil Uji Tukey menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan H3P2 menunjukkan kandungan tertinggi baik pada alkaloid maupun antosianin dengan nilai secara berurutan yaitu 0,027 g dan 0,400 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paklobutrazol dapat menstimulasi respon fisiologi dalam bentuk peningkatan kandungan klorofil, alkaloid dan antosianin sehingga kapasitas bertahan hidup kedelai pun meningkat di bawah kondisi cekaman kekeringan pada tanah pasca tambang emas Bombana.

Kata Kunci: interval penyiraman, paklobutrazol, klorofil, alkaloid and antosianin, kedelai

Downloads

Published

28-11-2024

How to Cite

Rita Ningsih, Ambardini, S., & Riadi, L. (2024). Respon Fisiologi Kedelai (Glycine max L. Merrill) Terhadap Cekaman Kekeringan Dengan Induksi Paklobutrazol dan Interval Penyiraman Pada Tanah Bekas Tambang Emas. BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), 11(2), 233–244. Retrieved from https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/617