BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal <p><strong>BioWallacea UHO-Kendari</strong>, Terbit dua kali dalam setahun yakni bulan Mei dan November. Berisi tulisan yang diangkat dari penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori di bidang biologi.</p> en-US jamilihaji@gmail.com (Jamili) laode.adiparman@uho.ac.id (LOAP_Rudia) Sat, 31 May 2025 15:18:18 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 SELEKSI BAKTERI PENGHASIL ANTIBIOTIK DARI RHIZOSFER MANGROVE UNTUK PENGENDALIAN VIBRIOSIS PADA UDANG WINDU https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/663 <p><em>Shrimp that live in natural habitats and in farming are often exposed to vibriosis disease caused by Vibrio infection. Currently the prevention of the disease in shrimp caused by pathogenic bacteria using synthetic antibiotics and other drugs. However, the use of antibiotics and drugs that are not wise has given rise to a new problem, namely the existence of pathogenic bacterial resistance to antibiotics, residues in shrimp body and reduce consumer confidence in the quality of the product. An alternative to prevention of disease in shrimp fishery commodities in particular is the use of natural antibiotic-producing bacteria that can inhibit growth and kill pathogenic bacteria. Selection of antibiotic-producing bacteria from the mangrove rhizosphere based on their ability to inhibit Vibrio harveyi which is bacterium of vibriosis disease-causing. Selection of antibiotic-producing bacteria from the mangrove rhizosphere was carried out based on their ability to inhibit Vibrio harveyi bacteria that cause vibriosis using the well diffusion method. Determination of inhibitory activity was carried out based on the formation of a clear zone around the well containing the test bacterial culture. A total of 12 bacteria had antibacterial activity from 32 bacteria isolated from the mangrove rhizosphere. The bacterial isolate Sn 1.1 was the bacterial isolate that had the highest antibacterial activity among the 12 bacterial isolates with an inhibition zone diameter of 18.43 mm. Thus, the isolate Sn 1.1 is a potential isolate to be used as a probiotic to control vibriosis in tiger shrimp.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Udang yang hidup di habitat alami maupun dalam pembudidayaan sering terkena penyakit vibriosis yaitu penyakit akibat infeksi Vibrio. Saat ini penanggulangan penyakit pada udang yang disebabkan oleh bakteri patogen menggunakan antibiotik sintetik dan obat-obatan lain. Namun, penggunaan antibiotik dan obat-obatan yang tidak bijaksana telah menimbulkan masalah baru yaitu adanya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik, adanya residu pada tubuh udang dan mengurangi kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk tersebut. Salah satu alternatif penanggulangan penyakit pada komoditas perikanan khususnya udang adalah penggunaan bakteri penghasil antibiotik alami yang dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri patogen. Seleksi bakteri penghasil antibiotik yang berasal dari rhizosfer mangrove dilakukan berdasarkan kemampuannya dalam menghambat bakteri <em>Vibrio harveyi</em> penyebab penyakit vibriosis dengan menggunakan metode difusi sumuran (<em>Well diffusion method</em>). Penentuan aktivitas penghambatan dilakukan berdasarkan terbentuknya zona jernih di sekitar sumuran yang berisi kultur bakteri uji. Sebanyak 12 bakteri memiliki kemampuan aktivitas antibakteri dari 32 bakteri yang diisolasi dari rhizosfer mangrove. Isolat bakteri Sn 1.1 merupakan isolat bakteri yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi diantara 12 isolat bakteri dengan diamater zona hambat sebesar 18.43 mm. Dengan demikian, isolat Sn 1.1 merupakan isolat berpotensi digunakan sebagai probiotik untuk pengendalian vibriosis pada udang windu.</p> Desty Triyaswati, Nur Arfa Yanti, Jamili Copyright (c) 2025 BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/663 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 PROFIL SENYAWA KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBUCHA DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB BAU BADAN https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/664 <p>The purpose of this study was to determine the profile of chemical content and antibacterial activity against bacteria that cause body odor <em>Staphylococcus epidermidis </em>from fragrant pandan leaf kombucha (<em>Pandanus amaryllifolius </em>Roxb.)<em>.</em> The profile of the chemical compound was determined qualitatively using the Thin Layer Chromatography (TLC) method. Antibacterial activity was tested using the disc diffusion method. Antibacterial activity data was statistically analyzed using <em>One-Way </em>ANOVA with a 95% confidence level and further analyzed using the Smallest Real Difference (SRD) test. The results of the study showed that fragrant pandan leaf kombucha has a profile of flavonoid and phenolic chemical compounds. Fragrant pandan leaf kombucha with concentrations of 20%, 30%, 40%, 50% and 100% has antibacterial activity <em>of Staphylococcus epidermidis </em>which is included in the weak category.</p> <p><strong>Keywords </strong>: Fragrant pandan leaves, Kombucha, Thin Layer Chromatography (TLC), Antibacterial</p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan profil kandungan kimia dan aktivitas antibakteri kombucha daun pandan wangi (<em>Pandanus amaryllifolius </em>Roxb.) terhadap bakteri <em>Staphylococcus epidermidis.</em> Pengujian kandungan senyawa kimia dilakukan secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Data hasil uji aktivitas antibakteri dianalisis secara statistik menggunakan <em>One-Way </em>ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan dianalisis lebih lanjut menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombucha daun pandan wangi mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Kombucha daun pandan wangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri <em>Staphylococcus epidermidis. </em></p> Irmayanti, Nur Arfa Yanti, Sahidin Copyright (c) 2025 BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/664 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 Pengaruh Tumbuhan Air Genjer (Limnocharis Flava), Mata Lele (Lemna Minor) Dan Paku Air (Azolla Pinnata) Serta Bobot Biomasa Terhadap Kualitas Air Limbah Tahu https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/669 <p>Sebagian besar industri pengolahan tahu berskala rumah tangga dengan keterbatasan modal dan fasilitas, sehingga menghasilkan limbah cair yang mengandung senyawa organik dan anorganik yang meningkatkan BOD, COD, TSS, serta menurunkan kadar oksigen terlarut, yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Fitoremediasi menggunakan tumbuhan air merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah cair tahu. Biomassa tumbuhan air berhubungan langsung dengan kemampuannya menyerap polutan. Penelitian ini menggunakan tiga jenis tumbuhan air, yaitu genjer (Limnocharis flava), mata lele (Lemna minor), dan paku air (Azolla pinnata) dengan variasi bobot untuk mengetahui efektivitasnya dalam menurunkan kadar COD, BOD, TSS, dan amoniak pada air limbah tahu. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendapatkan jenis tumbuhan dan bobot terbaik dalam menurunkan parameter pencemar, dan (2) mendapatkan interaksi antara jenis tumbuhan dan bobot yang paling efektif. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor: jenis tumbuhan (T1–T7) dan bobot tumbuhan (0,1 kg, 0,2 kg, dan 0,3 kg), serta kontrol air bersih. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Pengamatan dilakukan setiap minggu pada hari ke-7, 14, 21, dan 28. Hasil menunjukkan bahwa genjer (T1) dan kombinasi genjer + mata lele (T4) paling efektif menurunkan COD, BOD dan TSS, sedangkan T4 dan mata lele (T2) lebih efektif menurunkan amoniak. Bobot 0,1 kg dan 0,2 kg lebih efektif menurunkan COD, BOD, dan TSS, sedangkan bobot 0,3 kg efektif untuk amoniak.</p> Safira Parwati, Nurhayati, Muhammad Hendri Copyright (c) 2025 BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/669 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 Utilization of Brazilian Spinach (Alternanthera sissoo) Leaf Extract as a Burn Medicine in Mice (Mus musculus) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/662 <p>Burns are symptoms of trauma to the skin, face, or tissues of the body caused by heat sources, radiation sources, exposure to certain chemical compounds, and high voltage electrical sources. The treatment of burns is done by considering the extent and depth of the burn. The utilization of natural ingredients in the form of Brazilian spinach leaves (<em>Alternanthera sissoo</em>) is an alternative to commercial burn medicine. Brazilian spinach leaf samples were extracted using maceration method with 96% ethanol solvent. After that, the extract of brazilian spinach leaves was carried out phytochemical screening to determine the content of phytochemical compounds that succeeded through the extraction process. The results of the phytochemical screening showed that the brazilian spinach leaf extract contained phytochemical compounds including: alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and steroids. Before being used for treatment in the in vivo test, the ethanol extract of brazilian spinach leaves was made into an ointment preparation. The finished ointment was then added with ethanol extract of brazilian amaranth leaves with 3 variations of concentration, namely 2%, 4%, and 8% concentrations. Furthermore, in the in vivo test, 20 BALB/C mice were grouped into 5 different treatment groups. The treatment groups include: KN (Negative Control), KP (Positive Control), P1 (2% ointment treatment), P2 (4% ointment treatment), and P3 (8% ointment treatment). All mice had their dorsal hair removed and were made to experience burn conditions by attaching hot metal to their dorsal parts. After that, treatment and observation were carried out for 7 days. Parameters observed were burn <em>scoring </em>and burn surface area <em>scoring</em>. The results showed that the 7-day treatment could reduce the parameters of burn <em>scoring </em>and burn surface area <em>scoring</em>. The most optimal results were found in the Brazilian spinach leaf extract ointment treatment group with a concentration of 4%.</p> Kukuh Madyaningrana, Anugraheni Aditia Widyadhana, Amelia Putri Kinanthi, Natali Allya Graciandi Aryasa Copyright (c) 2025 BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/662 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000 Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/670 <p>Tanaman jarak pagar (<em>Jatropha curcas</em> L.) terutama pada bagian daun mempunyai kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan fenol. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas toksik dari ekstrak etanol daun jarak pagar terhadap mortalitas larva <em>Artemia salina</em>, serta menentukan nilai <em>Lethal Concentration</em> 50 (LC<sub>50</sub>). Penelitian ini menggunakan 6 konsentrasi perlakuan 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dengan 4 kali pengulangan. Penelitian ini menggunakan <em>Brine Shrimp Lethality Test</em> (BSLT) dengan <em>A. salina</em> yang berumur 48 jam sebagai hewan uji. Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai <em>Lethal Concentration</em> 50 (LC<sub>50</sub>) ekstrak etanol daun jarak pagar yaitu 72,25 ppm, hasil ini menunjukkan adanya aktivitas toksik terhadap larva <em>A. salina</em>. Berdasarkan hasil penelitian maka ekstrak etanol daun jarak pagar bersifat toksik bagi larva udang (<em>A. salina</em>) dan memiliki potensi sebagai senyawa antikanker.</p> Debby Dwi Fatril, Diah Asta Putri, Rury Eryna Putri Copyright (c) 2025 BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) https://biowallacea.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/670 Sat, 31 May 2025 00:00:00 +0000